Jumat, 13 Maret 2009

Angkutan Umum Air di Jakarta

Pagi ini saya berangkat kerja naik KRL dari stasiun Depok Lama. Dan ketika turun di stasiun Dukuh Atas, sempat terlihat oleh saya halte angkutan umum air yang dibuat pada masa pemerintahan Gubernur Sutiyoso. Sedih juga sih melihat kondisinya yang terbengkalai itu. Dari media massa-media massa pada saat itu, saya banyak membaca program-program dari Bang Yos (panggilan akrab Sutiyoso) yang ingin menjadikan Jakarta menjadi seperti kota-kota modern dunia lainnya dengan membuat suatu sistem transportasi massa yang terpadu dengan menyatukan angkutan umum air tersebut dengan KRL dan Busway. Tapi apa daya, setelah masa kepemimpinan beliau usai, usai pula program angkutan massa air tersebut. Tidak seperti Busway yang masih berjalan dengan baik, program angkutan umum air ini sama sekali berhenti total pengoperasionalannya. Banyak kendala yang dihadapi oleh penyedia jasa angkutan ini yaitu perusahaan swasta yang ditunjuk oleh Pemda DKI sebagai kontraktor;

  • Ketinggian air yang dangkal
    Ketinggian sungai di Jakarta sangat dangkal karena pennumpukan lumpur dan sampah sehingga menyebabkan perahu yang digunakan sebagai angkutan umum ini kadang tidak dapat melaju dengan lancar. Pemda DKI sebenarnya sudah melakukan program pengerukan lumpur dan sampah untuk menormalkan kondisi sungai tersebut, tapi sepertinya masih kurang maksimal dengan alasan keterbatasan anggaran.
  • Banyaknya sampah di aliran sungai
    Sampah di aliran sungai Jakarta merupakan masalah yang kronis. Kesadaran tentang kebersihan warga Jakarta memang sangat kurang, salah satunya dalam menjaga kebersihan sungai yang mengalir di tengah kota. Penghuni bantaran kali merupakan penyumbang terbesar jumlah sampah yang menumpuk di aliran sungai. Kondisi sungai yang penuh dengan tumpukan sampah ini mengganggu laju perahu yang melintas di sungai. Tidak jarang baling-baling perahupun patah atau macet karena sampah tersebut.
  • Kondisi perahu yang kurang bagus
    Karena merupakan ex-perahu angkutan di Pulau Seribu yang umurnya usianya sudah uzur, perahu yang digunakan sebagai angkutan umum air di Jakarta juga kadang tidak dapat beroperasi dengan baik, sering mogok dan bocor.

Mungkin hal-hal diatas perlu ditinjau kembali oleh Pemda DKI bila berencana menghidupkan kembali transportasi umum air tersebut.
Saya yakin dengan mental disiplin dalam menjaga kebersihan dan ketertiban, Jakarta dapat menjadi seperti kota-kota modern lainnya didunia yang nyaman untuk ditinggali dan nyaman sebagai tempat mencari nafkah.